Selasa, 23 April 2013

TUGAS SBD 4

A.  Normalisasi
Proses normalisasi adalah suatu  teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi.

Bentuk Normal

Tujuan proses normalisasi adalah mengkonversi relasi menjadi bentuk normal lebih tinggi. Terdapat beragam tingkat bentuk normal, yaitu :

a. Bentuk normal pertama (1NF)
b. Bentuk normal kedua (2NF)
c. Bentuk normal ketiga (3NF)
d. Bentuk normal Boyce-Codd (BCNF)
e. Bentuk normal keempat (4NF)
f. Bentuk normal kelima (5NF)

Codd mendefinisikan bentuk normal pertama, kedua dan ketiga di makalah (Codd, 1970). Bentuk normal ketiga kemudian diperbaiki sehingga mempunyai bentuk normal yang lebih kuat yaitu BCNF (Codd, 1974). Fagin memperkenalkan bentuk normal keempat (Fagin, 1977), kemudian Fagin juga memperkenalkan bentuk normal kelima (Fagin, 1979).

Bentuk normal pertama untuk menghilangkan atribut bernilai jamak. Bentuk normal kedua untuk menghilangkan kebergantungan parsial. Bentuk normal ketiga untuk menghilangkan kebergantungan transitif. Bentuk normal Boyce-Codd untuk menghilangkan anomaly tersisa disebabkan kebergantungan fungsional. Bentuk normal keempat untuk menghilangkan kebergantungan nilai jamak. Bentuk normal kelima untuk menghilangkan anomaly tersisa.

Tiga bentuk normal pertama berkaitan dengan kebergantungan fungsional. Sementara itu bentuk keempat dan kelima berkaitan dengan redudansi yang disebabkan kebergantungan banyak nilai (multi-valued dependencies).

Bentuk Normal Pertama

Bentuk normal pertama adalah ekivalen dengan definisi model relasional. Relasi adalah bentuk normal pertama (1NF) jika semua nilai atributnya adalah sederhana (bukan komposit).
Syarat :
o Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
o Telah ditentukannya primary key untuk tabel atau relasi.
o Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
o Tiap atribut yang dapat memiiki banyak nilai sebenarnya menggambarkan entitas atau relasi yang terpisah.

Bentuk Normal Kedua
Syarat :
o Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal ke satu.
o Atribut bukan kunci(non-key attribute) haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya pada primary key
Relasi pada bentuk normal kedua harus tidak menyimpan fakta-fakta mengenai bagian kunci relasi. Bentuk normal kedua menghilangkan kebergantungan parsial dan masih memiliki anomali-anomali yang secara praktis tidak dapat diterima.

Bentuk Normal Ketiga
Syarat :
o Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal ke dua.
o Atribut bukan kunci(non-key attribute) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya. Seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.

Bentuk normal ketiga menghilangkan kebergantungan transitif, awalnya bentuk normal ketiga dipikir sebagai bentuk normal puncak/paling akhir. Namun kemudian dapat ditemukan bentuk normal lebih kuat yaitu bentuk normal Boyce-Codd.

Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)

BCNF memiliki ketentuan yaitu masing-masing atribut utama bergantung fungsional penuh pada masing-masing kunci dimana kunci tersebut bukan bagiannya. Relasi adalah BCNF (optimal) jika setiap determinan atribut-atribut relasi adalah kunci relasi. Relasi adalah BCNF (optimal) jika kapanpun fakta-fakta disimpan mengenai beberapa atribut, maka atribut-atribut ini merupakan satu kunci relasi. BCNF dapat memiliki lebih dari satu kunci. Properti penting BCNF adalah relasi tidak memiliki informasi yang redundan.

Bentuk Normal Keempat

Relasi dalam bentuk normal keempat (4NF) jika relasi dalam BCNF dan tidak berisi kebergantungan banyak nilai. Untuk menghilangkan kebergantungan banyak nilai dari satu relasi, kita membagi relasi menjadi dua relasi baru. Masing – masing relasi berisi dua atribut yang mempunyai hubungan banyak nilai.

Bentuk Normal Kelima

Bentuk normal kelima (5NF) berurusan dengan properti yang disebut join tanpa adanya kehilangan informasi (lossless join). Bentuk normal kelima (5NF) juga disebut PJNF (projection-join normal form). Kasus-kasus ini sangat jarang muncul dan sulit untuk dideteksi secara praktis.

Contoh Normalisasi pada beberapa tingkatan.
Diberikan tabel Mahasiswa di bawah ini, akan dilakukan normalisasi sampai bentuk normal ke tiga


 
Denormalisasi
Denormalisasi database adalah pelanggaran aturan normalisasi atau menjabarkan suatu tataan database yang telah normal untuk meningkatkan performa pengaksesan data pada database. 
Bentuk-bentuk Denormalisasi
1. Atribut yang terderivasi (atribut turunan) 
Atribut yang nilainya bisa diperoleh dari nilai-nilai yang sudah ada pada atribut lain
2. Atribut yang berlebihan 
Atribut yang memiliki kode tambahan yang menunjukkan beberapa kondisi lainnya
Atribut berlebihan di bagi lagi menjadi:
Atribut terkodekan (encoded attribute) 
Atribut yang memiliki kode tambahan yang menunjukkan beberapa kondisi lainnya
Atribut gabungan (concatenated attribute) 
Atribut dalam domain komposit
Atribut tumpang-tindih (overlapping attribute) 
Atribut dengan nilai yang tidak sepenuhnya ekslusif
Atribut bermakna ganda (alternate attribute)
Atribut yang memiliki arti berbeda tergantung kelompok entitasnya
3. Tabel rekapitulasi (summary table)
Laporan hasil rekapitulasi akan selalu merupakan hasi pengolahan dari semua tabel yang ada. Pengolahan tersebut melibatkan banyak tabel sehingga akan membutuhkan waktu yang lama. Jika hal tersebut sering diakses dan diperlukan, maka perlu dibuat table khusus untuk menyimpan data hasil rekapitulasi tersebut.
Contoh Penerapan Denormalisasi Data
denormalisasi dalam 2 jenis :
melalui pembuatan kolom baru pada tabel / mengabungkan kolom pada tabel satu dengan yang lain.
melalui pembuatan tabel baru.
cara yang pertama dilakukan apabila data yang didenormalisasi hanya kecil dan digunakan untuk mempermudah pengaksesan data apabila diakses dalam satu tabel. Sedangkan yang kedua dilakukan apabila data yang terdapat dalam tabel tersebut merupakan rangkuman / rekapitulasi dari satu atau beberapa tabel yang pengaksesannya terpisah dari tabel yang ada.
contoh :
denormalisasi pertama : total sks yang telah diambil seorang mahasiswa. ini dibentuk dari jumlah sks matakuliah yang pernah diambil.
denormalisasi
kedua : pembuatan tabel jumlah kehadiran mahasiswa dalam satu semester.
data ini dibentuk dari penjumlahan data harian mahasiswa.

TUGAS SBD 3



A. Entitas
Entitas adalah sekumpulan objek yang terdefinisikan yang mempunyai karakteristik sama dan bisa dibedakan satu dengan lainnya. Objek dapat berupa barang, orang, tempat atau suatu kejadian.
Contoh-contoh entitas adalah sebagai berikut:
• Seseorang yang menjadi siswa di sebuah sekolah.
Siswa merupakan entitas
• Barang yang menjadi inventaris suatu perusahaan
Barang juga merupakan entitas

B. Record/Tuple
Adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan menginformasikan tentang suatu entitas secara lengkap. Satu record mewakili satu data atau informasi.
Contoh record/tuple adalah Kumpulan atribut npm, nama, alamat, tanggal lahir dari Entitas Mahasiswa berisikan: “10200123”, “sulaeman”, “Jl. Sirsak 28. Jakarta”, “8 Maret 1983”. Dalam table database. Record disebut juga Baris.

C. Field/Atribut
Adalah elemen, data field, atau data item yang di gunakan untuk menerangkan suatu entribut dari entitas dan mempunyai harga tertentu, misalnya atribut dari entitas pegawai diterangkan oleh , nama, umur, alamat, dan pekerjaan.

Contoh dari atribut yaitu setiap file selalu terdapat kunci dari file berupa field atau suatu set field yang dapat mewakili record. Misalnya Nomor Pokok Mahasiswa (NRP) merupakan kunci dari tabel mahasiswa suatu Perguruan Tinggi, setiap pencarian cukup dengan menyebut nomor mahasiswa tersebut maka dapat diketahui identitas mahasiswa lainnya seperti nama, alamat dan atribut lainnya. Nomor Pegawai (NIP) bagi dosen, NIK untuk data Karyawan, Kode_Kuliah untuk data Mata Kuliah, dan lain sebagainya.

D. Elemen-elemen Struktur Entitas

Elemen struktur dalam entitas ada 5 unsur, yaitu:
1.      Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalain orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain:
·         Integritas dan Nilai Etik
Merupakan etika entitas yang dimiliki dan standar perilaku yang berlaku serta bagaimana mereka mengkomunikasikan dan mengaplikasikan dalam praktik.
·         Komitmen terhadap kompetensi
Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
·         Dewan Direksi dan Komite Audit
Jajaran direktur yang efektif adalah yang independen terhadap manajemen. Komite audit bertanggung jawab sebagai komunikator, baik bagi internal auditor maupun eksternak auditor.
·         Gaya Manajemen dan Gaya Operasi
Pemahaman dan aspek-aspek tentang filosofi manajemen dan gaya operasi memberi auditor suatu pemahaman mengenai sikap manajemen terhadap pengendalian intern.
·         Struktur Organisasi
Pemahaman struktur organisasi memberi gambaran bagi auditor mengenai manajemen dan elemen-elemen fungsional dari bisnis dan bagaimana pengendalian diimplementasikan.
·         Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab
Memberi pemahaman mengenai pengendalaian dan cara-cara yang digunakan untuk pengendalian, perencanaan formal organisasi dan operasi, penugasan karyawan dan kebijakan yang dimiliki entitas.
·         Praktek dan Kebijakan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalm pengendalian intern. Pengendalian intern yang dikembangkan entitas berusaha untuk mengatur, menjaga tindakan-tindakan yang dilakukan manusia dalam entitas.

2.      Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penetuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifikasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan sebagai berikut:
·         Perubahan dalam lingkungan operasi
·         Personel baru
·         Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
·         Teknologi baru
·         Lini produk, produk, atau aktivitas baru
·         Restrukturisasi korporasi
·         Operasi luar negeri
·         tandar akuntansi baru

Semua entitas memiliki risiko tergantung dari ukuran, struktur, sifat, atau jenis dari perusahaan. risiko tersebut dapat berupa risiko eksternal dan internal dan semua harus bisa dikendalikan.

3.      Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijkan dan prosedur yang berkaitan dengan:
·         Review terhadap kinerja
·         Pengolahan informasi
·         Pengendalian fisik
·         Pemisahan tugas

4.      Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.

5.      Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus (ongoing activities), evaluasi secara terpisah (separate periodic evaluations), atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.

E. Relasi
Relasi adalah Konstruksi utama untuk merepresetasikan data dalam model relasional
Contoh relasi adalah tabel, dan skema relasi mendeskripsikan kepala kolom dari tabel tersebut.
.F.Jenis Relasi Antar Entitas
Relasi (Relationship) dan Himpunan Relasi (Relationship Sets)

Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.

Misalnya, entitas seorang mahasiwa dengan
nim = ‘980001’ dan
nama_mhs = ‘Ali Akbar’ (yang ada di himpunan entitas Mahasiswa)

mempunyai relasi dengan entitas sebuah mata kuliah dengan

kode_kul=’IF-110’ dan
nama_kul=’Struktur Data’.

Relasi diantara kedua entitas tadi mengandung arti bahwa mahasiswa tersebut sedang mengambil/mempelajari mata kuliah tersebut di sebuah perguruan tinggi yang ditinjau.
Kumpulan semua relasi diantara entitas-entitas yang terdapat pada himpunan entitas-himpuan entitas tersebut membentuk himpunan relasi (relationship sets).
Sebagaimana istilah himpunan entitas yang banyak sekali disingkat menjadi entitas, istilah himpunan relasi jarang sekali digunakan dan lebih sering disingkat dengan istilah relasi saja.

Kardinalitas/derajat Relasi

Kardinalitas Relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari himpunan entitas yang satu ke himpunan entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya.

Kardinalitas di antara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa :

a. Satu ke satu (One to One),
setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas begitu juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

b. Satu ke Banyak (one to many),
setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B,
tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

c. Banyak ke Satu (Many to One),
setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.

d. Banyak ke Banyak (Many to Many)
setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B,
demikian juga sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.

Representasi Relasi

Relasi digambarkan dalam bentuk garis yang menghubungkan entitas-entitas yang berelasi, dengan label yang menunjukkan nama relasi. Nama relasi umumnya berupa kata kerja. Huruf pertama setiap kata label relasi ditulis dengan huruf kapital. Nama relasi harus unik dalam satu diagram ER.

Relasi bersifat satu arah, karena umumnya makna relasi hanya ‘masuk akal’ pada satu arah tertentu, misal: Kantor Cabang memiliki Staf lebih ‘masuk akal’ daripada Staf memiliki Kantor Cabang. Untuk itu, nama relasi disertai dengan anak panah yang menunjukkan arah relasi;

...Relasi yang menghubungkan lebih dari dua entitas dinamakan relasi kompleks. Dimungkinkan terdapat kasus suatu relasi berderajat empat dinamakan relasi quaterner. Relasi kompleks sangat jarang terjadi.

Relasi Rekursif

Definisi: Tipe relasi yang menghubungkan satu entitas tunggal dengan dirinya sendiri.

Relasi rekursif Mengaudit yang merepresentasikan relasi dosen dengan auditor, seorang auditor merupakan bagian entitas dosen. Dengan kata lain, relasi ini menyatakan seorang dosen melakukan pemeriksaan (mengaudit) dosen lain.

Relasi ini dapat ditambahkan nama peran untuk menunjukkan posisi partisipasinya, pada contoh di atas: relasi Mengaudit menghubungkan entitas Dosen yang berperan sebagai Auditor dengan dosen lain yang berperan sebagai Auditee.